Senin, 24 November 2008

masih adakah pemimpin yang sejati ???

Masih adakah pemimpin yang sejati ?

pemimpin yang mengutamakan rakyat dari dirinya

pemimpin yang rela berkorban dengan harta dan nyawa

pemimpin yang tidak banyak mengobral janji

pemimpin yang menepati janji dan mengemban amanah

Masih adakah pemimpin yang sejati ?

Pemimpin yang rendah hati dan berakhlak mulia

pemimpin yang cerdas dan dapat dipercaya

pemimpin yang pemberani dan bermental baja

pemimpin yang halus hatinya dan menjaga kehormatannya

Masih adakah pemimpin yang sejati ?

Pemimpin yang hanya takut pada Allah

pemimpin yang bertakwa dan bertawakal pada Allah

pemimpin yang rajin shaum dan tahajut pada Allah

pemimpin yang doanya terus mengalir pada Allah

Pemimpin yang mengutamakan Allah dari nafsunya

pemimpin yang selalu ingat hari kiamat

pemimpin yang takut neraka dan sangat senang ditegur

pemimpin yang minta dibantu bila benar

Masih adakah pemimpin yang sejati ?

23 November 2008, Di SDIT AR RUHUL JADID, Jam 14.45 Wib.

telah terlahir seorang yang denga sekuat tenaga sampai ajal menjelang akan menjawab pertanyaan2 diatas.

Antum berjuang tidak sendiri .....

GApai SYAHID YA AKHI itu adalah Cita-Cita Tertinggi Antum dan Kita.

teruntuk saudaraku M. Azhar Nurdin

Minggu, 19 Oktober 2008

RUU APP WAJIB DIDUKUNG

RUU APP BUKAN untuk menyeragamkan budaya,

BUKAN untuk menyeragamkan dalam berpakaian,
BUKAN untuk memaksakan aturan suatu agama.
RUU APP dapat mengangkat suatu kaum/suku yang masih berpakaian / pola hidup
yang tertinggal, dan BUKAN untuk menangkapnya. Kenapa ?
Karena mereka bukan dengan sengaja mempertontonkannya.
Tapi ini merupakan tugas kita untuk menjadikan mereka
lebih beradab dalam era globalisasi ini.

RUU APP ini justru untuk mendefinisikan Pornografi dan Pornoaksi,
karena TIDAK ADA satupun UU yang jelas mendefinisikan pornografi.
RUU APP ini hanya meminta warga negaranya berpakaian secara sopan,
TIDAK untuk memancing birahi lawan jenisnya (baik laki-laki dan perempuan),
TIDAK ada pemaksaan untuk berpakaian model Islami/Arab/Taliban.
RUU APP melindungi kaum perempuan Indonesia dari
pihak-pihak yang justru merendahkan kaum perempuan
dengan dijadikan objek yang laku dijual demi kaum laki-laki hidung belang.
RUU APP melindungi moral anak-anak kita dari bahaya pornografi
demi membangun masa depan bangsa dengan keilmuannya
bukan dengan mempertontonkan tubuhnya atau bahkan melacurkan dirinya.

Janganlah kalian EGOIS karena saat ini
kalian dapat menikmati keindahan tubuh perempuan.
Janganlah kalian EGOIS karena saat ini banyak job order
untuk tampil dan terkenal dengan mempertontonkan tubuh kalian.
Janganlah kalian mengeruk profit dari mempertontonkan tubuh perempuan
yang justru menghinakan/merendahkan kaum perempuan.

Lihatlah masa depan bangsa…
lihatlah masa depan anak-anak bangsa yang masih lucu,
lugu dan mereka sedang giat belajar.
Jangan ganggu dan usik mereka oleh media pornografi.
Jangan hinakan harga diri mereka karena
ibunya/ayahnya mempertontonkan keindahan tubuhnya.



Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !

Senin, 08 September 2008

Ramadhan Sang Tamu Agung

Allah telah memilih bulan Ramadhan bagi ummat Islam
sebagai satu bulan yang penuh berkah dan mulia
(Dr. Yusuf al-Qaradhawi)

Kedatangan seorang tamu bagi seseorang, apalagi tamu yang membawa segala yang diharapkan pastilah orang itu akan merasa riang dan gembira. Kenapa? Setidaknya, sang tamu dapat memenuhi harapan kita sebagai tuan rumah. Bagi orang yang sudah memiliki keluarga dan anak-anak, kehadiran tamu merupakan hal yang sangat menyenangkan, apalagi sang tamu sudah lama dinanti dan diidam-idamkan dalam waktu yang begitu lama. Belum lagi bila sang tamu tergolong the have. Bukan tidak mustahil sang tamu dapat membantu meringankan beban materil tuan rumah. Begitu pula kiranya -hemat penulis-dengan bulan Ramadhan. Bulan yang mulia, penuh berkah, bertabur pahala dan lipatan ganjaran kebaikan merupakan Sang Tamu Agung yang harus kita sambut dengan senang dan gembira.

Ramadhan adalah tamu yang banyak membawa keberkahan, nikmat, curahan pahala dan berbagai kebaikan. Sangat naïf sekali jika seorang Muslim tidak sadar akan kehadiran Sang Tamu Agung ini. Apalagi kalau sampai lalai dan baru sadar ketika sang tamu sudah akan pergi meninggalkan sang tuan rumah. Bukankah nabi saw. mengatakan bahwa jika seorang tamu datang berkunjung, ia membawa seribu berkah?

Ramadhan : Tamu yang penuh berkah

Allâh telah mewajibkan ibadah puasa kepada kita pada bulan Ramadhan. Tidak mungkin Allâh mewajibkannya pada bulan tersebut, kecuali mengandung rahasia-rahasia yang luar biasa, hikmah yang tinggi, ada yang sudah kita ketahui dan ada yang belum kita ketahui yang sebagian dari hikmah dan rahasia tersebut telah diketahui oleh para ilmuwan sejalan dengan kemajuan zaman (Dr. Yusuf al-Qaradhawi, 1995: 288).

Ada sebagian orang yang merasa berat menjalankan perintah ibadah puasa. Padahal, sesungguhnya, perintah ibadah puasa -yang dari dimensi lahiriah adalah latihan dari menahan diri dari makan, minum dan berhubungan biologis-sama sekali bukanlah sebuah paksaan yang bertujuan untuk menyakiti atau menyengsarakan manusia. Di balik perintah puasa itu justru ada sebuah target, yakni proses penyehatan secara ruhaniah. Dan yang demikian itu sangat penting bagi kelangsungan manusia itu sendiri (Dr. Nurcholish Madjid, 2001: 58).

Diantara hikmah dari perintah menahan lapar, dahaga adalah untuk membersihkan (mensucikan) lambung dan mengolah (melatih) diri (al-nafs). Pembersihan lambung berdasrkan pada sebuah hadîts nabi saw.; Perut yang terlalu penuh dengan makanan adalah sumber penyakit, dan menolak makanan (puasa) adalah awal dari proses pengobatan. Jadi, puasa Ramadhân dapat membersihkan lambung dari sisa-sisa makanan yang dimasukkan ke dalamnya selama setahun.

Hujjatul Islam, Imam al-Gazhali berkata bahwa sesuatu yang paling berbahaya bagi anak Adam adalah syahwat perut. Karena syawat tersebut Adam dan Hawa' dikeluarkan dari sorga ke dalam alam yang penuh kehinaan dan kefakiran (dunia). Dan ternyata, perut merupakan gudang segala bentuk syahwat dan tempat bersemayamnya penyakit dan keburukan (bencana) (Muhammad 'Athiyah al-Abrasy, 2002: 102-103).

Menurut al-Qaradhawi juga, ternyata jenis penyakit memang banyak datang dari perut manusia yang mereka penuhi dengan berbagai jenis makanan apa saja yang mereka senangi yang tidak pernah mereka beda-bedakan; apakah makanan tersebut baik atau tidak, halal atau haram; Tidak ada satu tempat pun yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih jelek dari perutnya....(HR. Al-Tirmidzi, dihasankan oleh Ibnu Mâjah dan Ibnu Hibban di dalam Shahihnya) [al-Qaradhâwi, Op.Cit., 290].

Oleh karenanya Nabi saw. menganjurkan umatnya agar memanage perutnya sedemikian rupa, agar tidak dipenuhi oleh makanan dan minuman saja. Namun, perutnya harus dibagi menjadi tiga segmen; satu bagian untuk makanan, satu bagian untuk minuman dan satu bagian lagi untuk dirinya (bekerja, bernafas, berkativitas dan beribadah kepada Allah Swt.).

Sebuah majalah menyebutkan bahwa tiga ratus orang telah terhindar dari penyakit diabetes alias kencing manis karena menjalani proses pengobatan dengan berpuasa. Maka, benarlah apa yang telah diproklamirkan oleh Rasulullâh saw. bahwa berpuasa dapat menyehatkan badan (Shumu Tashihhu; Puasalah niscaya kamu akan sehat (HR. al-Thabrani, Sanad para perawinya adalah tsiqat sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab "al-Targhib, karya al-Mundzirî)) [al-Qaradhawi, Ibid., 290].

Di samping itu, puasa juga merupakan sarana untuk memperindah dan menghidupkan hati alias qolbu kita. Karena hati, kata Rasulullah laksana tanaman, akan mati jika terlalu banyak disiram air. Maka jangan kalian hilangkan cahaya hati kalian dengan banyak makan, ujar beliau. Makanya, paramedic kontemporer mengobati penyakit lepra dengan menganjurkan berpuasa kepada pasien sebelum proses operasi dilaksanakan. Ternyata puasa itu merupakan olah-raga spiritual (spiritual sport) yang sangat efektif dan mudah untuk dikerjakan.

Selain dari segi medis, puasa sendiri mengandung banyak keutamaan-keutamaan (al-Fadha'il) yang Allah berikan dan tawarkan bagi siapa yang ingin meraihnya, diantaranya; Tadarrus al-Qur'an, Shalat Tarawih, Sedekah, I'tikaf dan sebagainya. Dan yang paling menggiurkan bahwa Ramadhan memiliki satu malam yang dirahasiakan oleh Allah kehadirannya, yaitu malam Lailatu-l-Qadr; malam seribu bulan.

Adalah hikmah Allah dalam setiap hitungan waktu memiliki nilai dan keistimewaan tersendiri. Dalam satu hari, ada jam istimewa yang diberikan oleh Allah, yaitu jam seperti tiga malam terakhir bagi siapa yang ingin mengerjakan shalat malam. Dalam satu minggu Allah memberikan satu hari istimewa, yaitu hari Jum'at. Dalam satu tahun Allah memberikan satu bulan istimewa -bagi umat Islam, yaitu bulan Ramadhan. Dan di dalam bulan tersebut Allah merahasiakan satu malam yang disebut dengan Lailatu-l-Qadr. Secara Matematis, seribu bulan diperkirakan sekitar 83 tahun.

Subhanallah, bayangkan saudaraku, umur kita saja jarang mencapai angka itu, tapi Allah memberikan nilai pahala sekitar 83 tahun bagi siapa yang menemui atau memperoleh malam yang penuh berkah tersebut. Malam tersebut adalah malam interaksi Allah dengan bumi, turunnya al-Qur'an ke dalam hati nabi-Nya, (QS. 97: 1-5) (Abdur Rahim Thalbah Ahmad: 150).

Ternyata Allah menganjurkan pada malam tersebut dan waktu-waktu istimewa lainnya, agar kita bersungguh-sungguh dalam mencapainya. Dalam bulan ini juga, segala bentuk kebaikan dilipatgandakan dari tujuh puluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Pahala amalan yang sunnah dinilai oleh Allah dengan penilaian ibadah wajib. Allahu Akbar!

Puasa dan Takwa

Target akhir dari ibadah puasa adalah mencapai derajat takwa (QS. 2: 183). Takwa adalah kesejajaran "iman" dan "tali hubungan dengan Allah -dengan kata lain merupakan dimensi vertikal hidup yang benar (Dr. Nurcholish Madjid, Op. Cit., 7).

Ayat 183 dari surat al-Baqarah menjelaskan kepada kita bahwa "takwa kepada Allah" merupakan langkah preventive untuk menghadapi segala macam ketimpangan dan ketidakbenaran langkah manusia dalam lingkungan yang kita sendiri adalah bagian dari lingkuangan tersebut. Bertakwallah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, dan ikutilah kejahatan itu dengan kebaikan niscaya akan menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia (HR. Tirmidzi). Hadits tersebut menjelaskan lebih tegas bahwa takwa dan rasa takut kepada Allah merupakan the instrument of self control bagi setiap pribadi Muslim.

Ketika kita menjalankan puasa, di saat berwudhu sebenarnya kita bisa saja korupsi air wudhu; kita telan sedikit ketika kumur-kumur. Rasanya, orang yang berada di samping kita pun tidak akan tahu bahwa kita sedang "korupsi". Tapi kenapa tidak pernah kita lakukan? Karena kita merasa bahwa ada yang mengontrol kita; Allah yang Maha Tahu. Inilah sala satu value dari puasa tadi yang sangat urgen untuk dimiliki dan tidak kita dapatkan di dalam ritual ibadah lainnya. Karena ibadah puasa merupakan ibadah yang bersifat private; yang tidak dapat orang lain mengetahui dan menilainya. Puasa adalah urusan antara Allah dan si pelaku dan Allah sendiri yang bakal menilainya (HR. Ibnu Khuzaimah).

Sungguh Ramadhan merupakan tamu agung yang datang menemui kita umat Islâm. Tamu yang datang membawa limpahan pahala, penggandaan ganjaran, keutamaan-keutamaan ibadah dan sebagainya. Marilah kita sambut kehadirannya dengan hati yang bersih dan dada yang suci. Mudah-mudahan segala yang dibawanya kepada untuk kita benar-benar milik kita yang berguna dan memang kita butuhkan.

Sabtu, 28 Juni 2008

Muslim dan Pluralitas

Keberagaman adalah sebuah fenomena yang unik di dunia ini, khususnya di negara Indonesia tercinta. Sejak awal pergerakan pra kemerdekaan, berangkat dari keberagaman itu pelajar dan mahasiswa muslim telah merintis dan menelurkan pemikiran-pemikiran yang membuktikan keberagaman atau perbedaan tidaklah menjadi factor yang menentukan untuk tidak bersatu menghadapi belenggu penjajahan.

Diawali dengan dicetuskannya sumpah pemuda yang merupakan gerbang awal terbentuknya komitmen persatuan Indonesia yang kokoh dengan semangat nasionalisme yang sangat tinggi, sehingga lahirlah semangat patriotic yang baru di kalangan anak-anak muda untuk merebut kemerdekaan bangsa saat itu,
Pluritas dalam perspektif Islam
Islam adalah agama yang syumul/universal dan sempurna. Semua lini kehidupan sudah diatur dalam islam. Islam bukanlah agama yang parsial yang hanya mengadopsi sebagian kecil dalam sendi dan aspek kehidupan ini. Dari hal yang kecil sampai hal yang besar (Negara dan pemerintahan) ada diatur dalam islam yaitu dalam kitabullah Al Qur-an nul karim, yang ALLAH turunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada rasul sebagai petunjuk bagi manusia (hudallinnas).
Begitu juga ALLAH mengutus Muhammad SAW untuk mengemban dan menyebarkan risalah da’wah ini kepada manusia dengan tujuan agar mereka hanya menyembah dan mentauhidkan ALLAH di dalam kehidupannya. Rasululloh SAW juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai rahmat untuk semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Rasululloh bukan diturunkan untuk ummat islam saja dan bukan hanya untuk bangsa Arab saja namun untuk seluruh ummat manusia di belahan bumi mana pun.
Sejak zaman kejayaan islam yaitu pada abad XVII-XX islam telah hidup dalam keberagaman (pluralitas). Islam memandang keberagaman atau perbedaan sebagai sunnatulloh, karena di dalam Al Qur-an ALLAH telah mengatakan “ Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi ALLAH ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh ALLAH maha mengetahui, maha teliti.” (QS. Al-Hujurat : 13).
Ayat di atas memberikan kepastian bahwa islam sangat menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan ini baik agama, suku, ras, bangsa dan lain sebagainya. Islam menyikapi perbedaan dengan bijak sehingga islam mampu hidup berdampingan dengan damai dalam keberagaman. Ketika tampuk kepemimpinan islam di pimpin oleh Umar bin abdul azis, islam mencapai puncak kejayaamnya. Masa itu ummat islam hidup dalam kemakmuran, berkecukupan, sejahtera dan stabilitas politik yang kondusif. Tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat karena praktis tidak ada lagi yang tidak makan dan miskin. Masa itu juga islam menjadi pilar kekuatan, unsur perekat dan pemimpin di tengah keberagaman yang ada. Islam menguasai 1/3 bumi. Meskipu begitu, masyarakat minoritas turut merasakan kemakmuran dan kesejahteraan hdiup di bawah kepemimpinan islam. Dari fakta sejarah tersebut kita dapat mengambil kesimpulan apabila suatu daerah, wilayah dan negara di pimpin oleh kepemimpinan islam maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang maju, makmur, adil dan sejahtera, yang mampu mengayomi seluruh masyarakatnya

Minggu, 01 Juni 2008

BANGKITLAH NEGERIKU, HARAPAN ITU MASIH ADA

Tatap tegaklah masa depan
Tersenyum lagu kehidupan
Dengan cinta dan sejuta asa
Bersama membangun Indonesia

Pegang teguhlah kebenaran
Buang jauh nafsu angkara
Berkorban dengan jiwa dan raga
untuk tegaknya keadilan

Bangkitlah negeriku
Harapan itu masih ada
Berjuanglah bangsaku
Jalan itu masih terbentang

S’lama matahari bersinar
S’lama kita terus berjuang
S’lama kita satu berpadu
Jayalah negeriku jayalah …

Munsyid/Nasyid: Shoutul Harokah

Sang Murabbi (KH Rahmat Abdullah)

wahai Syeikh NIATMU akan KAMMI teruskan
wahai Syeikh SEMANGATMU akan menancap selalu didalam hati KAMMI
wahai Syeikh LANGKAHMU akan KAMMI sambung
wahai Syeikh dan pengorbannmu akan membakar semangat kami untuk MENJEMPUT SYAHID
walau Harta, Jiwa dan raga ini sebagai penggantinya
KAMMI tahu jual beli yang indah dengan Rabb lebih menyenangkan dan mengenyangkan bagi ruh-ruh yang rindu akan sambutan Bidadari yang Bermata Jeli

Episode Luar Biasa

Suatu hari di masjidil Haram seorang guru tengah menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya, dengan lugas jelas dan komunikatif, guru tersebut mengajarkan materi fiqh, muamalah, jinayah, dan hukum-hukum kriminal.

Namun ada yang ganjil dalam majelis itu, ternyata Pak Guru jauh lebih muda dari pada murid-muridnya, bahkan di tengah profesi belajar mengajar, ia sempat minta izin untuk minum, padahal siang itu adalah bulan Ramadhan. Kontan saja ulah pak guru menuai protes. “kenapa anda minum, padahal ini kan bulan Ramadhan?”, tanya para murid. Ia menjawab, “Aku belum wajib berpuasa.”

Siapakah guru yang terlihat nyeleneh itu? Ia adalah muhammad Idris Asy Syafi’i, yang lebih kita kenal dengan Imam Syafi’i.

Kita tidak usah heran dengan Fregmen ini, karena pada usia belum baligh Imam Syafi’i sudah menjadi ulama yang disegani

Siapakah guru yang terlihat nyeleneh itu? Ia adalah muhammad Idris Asy Syafi’i, yang lebih kita kenal dengan Imam Syafi’i.

Kita tidak usah heran dengan Fregmen ini, karena pada usia belum baligh Imam Syafi’i sudah menjadi ulama yang disegani. Usia sembilan tahun sudah hafal Al Qur’an. Usia sepuluh tahun isi kitab Al Muwatha’ karya Imam Malik yang berisi 1.720 hadist pilihan juga mampu dihafalnya dengan sempurna. Pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan Mufti (semacam hakim agung) kota makkah, sebuah jabatan prestisius pada masa itu. Bahkan dibawah usia 15 tahun, Imam Syafi’i sudah dikenal dalam bidang bahasa dan sasta arab, hebat dalam membuat syair, jago qiroat, serta diakui memiliki pengetahuan yang luas tentang adat istiadat arab asli. SUBHANALLAH

Sebuah kenyataan yang membuat hati kita tersentak, akankah kita bisa menyamai sebuah perstasi yang memorehkan sejarah bagi peradapan manusia ????

Para Peminang Bidadari

ABU ABDULLAH AS SYARQY ( MUSY’IL AL QOHTHONY )

Beliau seorang yang hafal Al Qur’an Al Karim, dan beliau adalah salah satu mahasiswa di Kuliyah Sar’iyyah di Ahsa’ dan termasuk orang yang mempunyai ilmu syar’ie.

Akhlaqnya yang mulia sungguh menakjubkan, sifatnya mulia, ketenangan jiwanya yang mengherankan, dan kewibawaan yang Allah berikan kepadanya. Jikalau engkau melihatnya maka engkau akan melihat pancaran cahaya ketaatan keluar dari wajahnya. Beliau termasuk orang yang ikut serta teman-temannya berjihad di Afgahanistan memerangi Rusia dan Komunis. Beliau berjihad bersama kakaknya, dan kakaknya telah terbunuh disana sebagai syuhada’.

Setelah terbunuhnya sang kakak, beliau pulang kembali ke orang tuanya di kota Al Jabil di daerah timur dan beliau melanjutkan kuliah di Universitasnya sampai ibunya wafat – semoga Allah merahmatinya -.

Dahulu beliau sering merayu ibunya untuk diijinkan berangkat ke Bosnia, akan tetapi ibunya tidak mengijinkannya. Kemudian beliau meminang seorang perempuan dari keluarga baik-baik, beliau memberikan tenggang waktu untuk melaksanakan akan nikah, akan tetapi Allah menolak rencana itu dan menikahkan beliau dengan Hurun ‘Iin.

Ketika beliau berada pada semester akhir di Universitasnya, beliau sudah tidak sabar lagi ketinggalan jihad dan beliau mengikuti berita-berita para mujahidin disana. Lalu beliau mengemasi kopernya bertepatan masuknya bulan Romadhon yang mubarok pada tahun 1415 H. dan beliau ingin menghabiskan bulan yang mulia ini di sana – Bosnia -. Kemudian beliau bertemu dengan salah seorang teman yang menemani beliau ke Ibu Kota Kroasia yaitu Kota Zaghrob. Ketika beliau menginap di sebuah Hotel selama tiga hari, selama menginap disana ada kejadian yang luar biasa yang beliau alami, yaitu bertemu perempuan yang cantik.

Akhirnya beliau memutuskan tinggal di Hotel selama tiga hari bersama temannya. Ternyata disana ada seorang perempuan yang bekerja di Hotel itu. Perempuan tersebut mengagumi kepribadiannya, yaitu ketika ia melihat jenggot beliau yang lebat dan parasnya yang tampan, maka perempuan itu mulai merayu dan menggodanya. Akan tetapi Allah menjaganya dari perbuatan keji perempuan tersebut hingga berlalu selama tiga hari. Kemudian perempuan tersebut datang untuk memamerkan dirinya di ruang tunggu. Perempuan itu berkata kepada lelaki – saudara - tersebut : ” Jikalau aku menginginkanmu sungguh aku akan menggodamu seperti aku telah menggoda sepuluh lelaki lain sepertimu “. Akan tetapi lelaki tersebut pergi dan berlalu begitu saja meninggalkan perempuan itu. Dan melajulah ia dengan mengendarai pesawat terbang menuju Bandara Seblit. Sesampainya di Bandara beliau menyewa Bus untuk masuk ke Bosnia, maka Allah pun memudahkan jalan masuk baginya sampai bumi yang diidam-idamkannya selama ini untuk dimasuki, dan itu bertepatan dengan ketentuan yang Allah tetapkan pada ajalnya pula ( ” Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati “. QS. Luqman : 34). Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau ketika masuk ke Bosnia, hampir-hampir beliau tidak dapat menceritakannya – karena sangat gembira –, apakah benar beliau telah masuk bumi jihad ? apakah benar bahwa beliau akan memerangi musuh-musuh Allah Serbia ? apakah benar beliau akan dapat ribath ? dan …. Dan ….., ya ! semua itu benar.

Beliau pergi ke daerah Turofnik dan bergabung dengan para mujahidin di sana. Tempat mujahidin berada di dalam sebuah rumah yang sederhana yang terletak di sebuah desa kecil, di desa itu terdapat beberapa Masjid dan desa tersebut berdekatan dengan Serbia.

Beliau memulai kegiatannya seperti halnya hujan, yaitu beliau mengajar anak-anak surat Al Fatihah dan sholat. Beliau juga mengajar yang dewasa. Demikianlah kegiatan beliau jika sedang berada di desa, hingga penduduk desa mencintai beliau. Bahasa tidak menghalangi beliau – untuk berdakwah – cukup dengan niat yang jujur mengajar mereka dengan bahasa isyarat. Dan jika beliau berada di Front maka beliau banyak bergaul dengan orang-orang Bosnia untuk berdakwah kepada Allah dan menyampaikan risalah-Nya kepada mereka sesuai kemampuan yang beliau miliki.

Beliau melakukan kegiatan seperti itu terus-menerus sampai akhir bulan Romadhon yang mubarok, hingga datanglah orang yang memanggil ” Wahai pasukan Allah majulah “. Hingga datang amaliah di Gunung Falasyij As Syahiroh, yaitu di puncak Gunung yang amat tinggi dan strategis yang dikuasai oleh Serbia. Dan berkali-kali mereka menyerang kaum muslimin dengan menggunakan Mortar dari atas puncak Gunung. Maka para mujahidin pun mengadakan persiapan untuk menghadapi peperangan yang sangat menentukan itu.

Para mujahidin menggunakan strategi memasuki daerah Serbia dengan mengambil jarak tiga kilo meter sebagaimana yang diceritakan oleh orang yang mengikuti peperangan pada saat itu. Dari sana mujahidin dapat memutuskan bantuan untuk tentara Serbia dan mujahidin dapat menyerbu pasukan gunung dengan keseluruhan..

Dua hari sebelum amaliah, Abu Abdullah bercerita pada salah seorang teman. Beliau berkata kepada temannya : ” Aku bermimpi bahwa aku dapat membunuh dua orang Serbia lalu meluncurlah dua peluru kepadaku di sini hingga aku terbunuh “. Maka temanya tersebut memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan syahadah secara nyata. Dia mengucapkan Allahul Musta’an kami bukan orang yang layak mendapatkan syahadah. Dan dia menyuruhnya untuk merahasiakan mimpinya itu.

Singa-singa Allah bergerak menuju medan tempur dan merayap hingga tiba waktu fajar. Mereka mendaki Gunung hingga mendekati terbitnya fajar. Dan para mujahidin sama merasakan keletihan berjalan dan tidak dapat memulai perang. Maka komandan memerintahkan kepada semua mujahidin berbuka puasa, maka berbukalah para mujahidin karena takut atas musuh mereka jika mereka tidak berbuka.

Mulailah peperangan yang dahsyat dan hebat itu bersamaan terbitnya fajar, dan saudara kita ini pun bertekad bertempur untuk membunuh musuh di medan perang. Majulah ia bersama dua mujahidin, lalu keluarlah sekelompok tentara Serbia yang ketakutan dan mereka saling berhadap-hadapan. Maka Abu Abdullah menghadapkan senapan mesinnya – LMG – kepada mereka hingga beliau dapat membunuh dua orang dari mereka, dan meluncurlah dua serangan tepat di leher beliau dan terbuktilah mimpi beliau. Dan berjatuhanlah dua temannya yang terluka oleh serangan Serbia, dan para mujahidin lainnya berada di belakang mereka pada jarak beberapa meter saja, akan tetapi mereka tidak dapat menyelamatkan orang-orang yang terluka karena tempat mereka dekat dengan Serbia, maka Serbia pun hendak mengambil mereka untuk dijadikan tawanan, lalu salah seorang teman yang terluka berdo’a kepada Allah ” Ya Allah ….. Ya Allah ….. Ya Allah ….. beberapa detik kemudian turunlah kabut yang sangat tebal hingga para mujahidin bisa mendekat kepada teman-teman tersebut dan menyelamatkan mereka. Dan Serbia pun kabur lari terbirit-birit ketakutan.

Para mujahidin mendapatkan saudara kita Abu Abdullah As Syarqi telah meninggal dalam keadaan shoum tidak berbuka, dan tampaklah di wajahnya senyumnya yang menakjubkan, sungguh ini adalah tanda-tanda – kesyahidannya -. Kemudian ketika teman-temannya membawa turun jasad beliau ke Desa dan mereka menggalikan lubang kuburnya, maka keluarlah dari tubuhnya aroma wangi Misk yang disaksikan semua orang yang menghadiri pemakamannya.

Sungguh ! Allah telah mengsihi Abu Abdullah As Syarqi, seorang hafidz (hafal) Al Qur’an, orang yang bertaqwa, waro’ dan tawadhu’. Semoga Allah memperbanyak jumlah contoh dari para mujahidin yang sholih pada ummat Islam.

ABDUL HADI AT-TUNISY

Beliau termasuk dari para lelaki yang taat… beliau adalah Abdul Hadi At Tunisy. Allah memberikan kekuatan badan kepadanya, akal yang cerdas, hati yang bersih. Selalu menampakkan senyum sepanjang hidupnya, dan beliau seorang pemberani yang tidak dapat digambarkan keberaniannya.

Beliau termasuk orang yang pertama-tama datang ke Afghanistan bersama teman-teman arab lainnya. Pada saat itu orang-orang arab sedang membuka leber-lebar bantuannya.

Beliau adalah seorang bisnismen dan saudagar di Tunis dan Eropa. Dan beliau lihai dalam hal ulah-kanuragan (beladiri). Beliau menguasai karate dan telah menyandang sabuk hitam yang menunjukkan kekekaran tubuh beliau.

Allah memuliakan beliau dengan masuk ke bumi jihad dan berserikat dengan para ikhwah mujahidin Afghan di dalam jihad. Dan Allah memuliakan beliau dengan mengikuti banyak amaliyat, hingga Allah berkehendak kepadanya menjadikan beliau tawanan perang – musuh -.

Orang-orang Rusia menangkap beliau dan menjebloskannya ke dalam Penjara pusat di Kabul. Penjara inilah yang menampung tawanan mujahidin arab ketika terjadi aliansi utara. Semoga Allah membebaskan mereka. Amien ….. amien …..

Sebenarnya beliau adalah orang arab yang tertawan paling dulu di Afghanistan. Beliau selalu di pukuli dan disiksa dengan siksaan yang berat hingga mereka lelah di dalam menyiksa. Hingga pada akhirnya mereka memaksa beliau ditayangkan di siaran Televisi Afghan dan – beliau dipaksa – berbicara di depan manusia bahwasanya beliau datang ke Afghanistan dalam rangka membantu Amerika untuk menguasai Afghanistan… dan … dan … dan … - dipaksa untuk – berbicara yang dapat menyakiti pendengaran mujahidin. Maka beliaupun menolak paksaan itu hingga beliau disiksa, bahkan mereka mengkoyak-koyak tubuh beliau. Akan tetapi beliau – tetap tegar - bagaikan Gunung yang kokoh, seperti kokohnya Gunung Torabora yang diguncang dengan Bom tapi ia tetap kokoh tidak terkoyak.

Disana ada seorang ikhwah arab yang ditawan, lalu mereka mengeluarkannya setelah dipaksa untuk tampil di tayangan Televisi untuk mengucapkan apa yang mereka kehendaki.

Kabar – tentang kekokohan Abdul Hadi – sampai ke telinga pegawai penjara hingga menjadi berita utama di penjara. Datanglah salah satu perwira Rusia yang disebut-sebut sebagai pembesar dan orang yang mulia dan ia berhenti di depan sel teman kita ini – Abdul Hadi -.

Perwira itu berkata: “Keluarkan orang arab ini kepadaku agar ia mendapat pelajaran yang tidak dapat ia lupakan, dan akan aku didik – siksa – dia”.

Benar … mereka mengeluarkan singa Abdul Hadi dan berhenti tepat di depan perwira itu. Perwira itu melihatnya dengan pandangan mengejek lalu memukulnya dengan pukulan yang kuat. Dia berkata: “Dimana Robmu yang engkau sembah? Suruh dia turun menolongmu!” Mendengar ejekan itu berkobarlah amarah singa Abdul Hadi, beliau marah karana Allah ‘Azza wa Jalla, lalu beliau mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya yang telah pudar dan beliau bergerak dengan gesit mengarah perwira itu dan langsung memukulnya. Hingga beliau dan perwira itu sama-sama jatuh pinsan. Begitulah beliau dalam kondisi lapang dan sempit. Beliau marah karena Allah dan menolong Dien-Nya. Sampai Allah memudahkan urusannya dan mengeluarkan beliau dari tahanan setelah berlalu lima tahun ia jalani di dalam penjara Rusia komunis.

Ketika engkau saksikan tubuhnya maka perasaan ini akan menjadi semangat….. engkau saksikan tulang iga dadanya semuanya remuk bekas pukulan, kedua tangan dan kakinya patah.

Sungguh siksaan macam apakah yang telah beliau alami !!! dan derita apakah yang beliau rasakan !!!

Syekh Syyaf membawa beliau ke negeri eropa untuk berobat, hingga Allah memberikan kesembuhan beliau setelah berobat selama satu tahun penuh. Kemudian beliau kembali lagi ke Afghanistan, dan beliau mendengar ada amaliyat besar-besaran di Jalalabad. Lalu beliau menyiapkan diri dan masuk bersama mujahidin ke medan perang dan terbuktilah kepahlawanan dan pengorbanan beliau.

Beliau masuk ke dalam bersama dengan salah seorang ikhwah dari Saudi – saya lupa kunyahnya -, dan beliau menjadi fotografer majalah Bunyanul Marshus.

Orang-orang Afghan melakukan Wideroll – mundur -….. dan orang-orang Komunis dapat menduduki daerah tersebut dan mengepung kedua ikhwan kita ini, lalu keduanya dibunuh oleh orang komunis sebagai pahlawan. Hingga keduanya terbunuh – semoga Allah merahmati keduanya – dan diterima-Nya masuk ke dalam Jannah-Nya.

Allah telah mmberikan rahmatnya kepada Abdul Hadi At Tunisi dan menerima amalnya selama lima tahun mendekam di dalam penjara Rusia.

Allah telah melimpahkan rahmatnya kepada seorang arab yang paling dahulu di penjara di Afghanistan…..

Allah telah melimpahkan rahmatnya kepada semua syuhada’ dan menerima semua amalan mereka yang telah lalu …..

ABU BAKAR AT TURKI

Kami ingin meceritakan kisah beliau disini itu setelah kamu mendengar kabar terbunuhnya beliau –semoga Allah merahmatinya – bersama Abu Ja’far Al Yamani – semoga Allah menerima keduanya -. Dan bumi pertama yang mereka berjihad adalah bumi Bosnia…..

Ketika engkau layangkan pandanganmu kepada sosok lelaki ini maka engkau akan merasa senang dan simpati kepadanya. Jiwanya adalah jiwa tentara. Aku melihat lelaki ini pertama kalinya pada awal tahun 1414 H. di garis belakang sedang berkumpul bersama mujahidin di front Syarisya. Di front itulah terbunuh seorang singa Allah Abu Tsabit Al Mishri – bukan Abu Tsabit Al Muhajir Al Mishri -. Ketika itu aku berjumpa beliau dan beliau tidak bisa berbahasa arab sedikitpun ?? akan tetapi aku melihat di wajahnya pancaran semangat untuk menolong saudara-saudaranya Bosnia. Beliau berada di front itu atas kepemimpinan Al Gonaim. Beliau belajar disana, tadrib disana dan makan disana. Beliau mengirimkan makanan ke garis depan kepada mujahidin. Melihat beliau ketika berada di front itu menimbulkan kesenangan dua hal. Yang pertama bahwa makanan telah beliau sajikan dan yang kedua dapat melihat wajah beliau yang memancarkan ketaatan – dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah -.

Berlalulah hari-hari dan mulailah peperangan-peperangan di tahun 1415 H. beliau menyergap dan berkeliling di depan musuh-musuh Allah Serbia dengan menampakkan sikap kasar dan pembunuh. Sampai datanglah hari yang menyedihkan yang menyebarkan kabar tentang pemberhentian peperangan di Bosnia, dan telah terjadi rundingan sepakat antara pentolan Serbia, Kroasia dan orang Islam untuk menghentikan perang karena ketetapan DAITON !!!!!?????.

Aku melihat roman mukanya begitu sedih, dan pertanyaan melintas berkali-kali difikirannya apakah yang ia dengar ini benar ? ya … ya …. Apakah jihad telah selesai ……………..? Demi Allah sungguh seluruh yang dia miliki telah sirna, bahkan harta dan keluarganya telah hilang. Maka akupun memberikan hadiah untuk menghibur beliau dan aku beri kabar gembira kepada beliau bahwa disana masih ada front peperangan, yaitu front peperangan yang ada di Chechnya. Maka meledaklah kegembiraannya dan kembalilah beliau bisa tersenyum. Wajahnya tampak cerah lagi tampan….. Allahu Akbar ….. Allahu Akbar ….. – kata beliau - aku akan pergi ke sana dan bergabung dengan teman-temanku orang-orang Chechnya dalam berjihad. Dan aku cari karomah Allah dengan mendapat syahadah di jalan-Nya. Akan tetapi beliau terikat dengan sebagian urusan di Bosnia. Lalu beliau mendahulukan pergi ke Chechnya. Maka beliau keluar lagi dari Chechnya dan masuk ke Bosnia kedua kalinya.

– Kata beliau – aku tak bisa pulang ke Qitr, dan itu karena kecintan beliau yang mendalam kepada teman-teman mujahidin. Beliau begitu terkesan dengan mereka dan senang melihat wajah-wajah mereka dan beliau menceritakan kepada mereka tentang saudara-saudara mereka di Chechnya.

Ketika beliau melihat aku maka beliaupun gembira lalu memeluk aku dengan pelukan hangat dan air matanya bercucuran dan beliau berkata kepadaku : ” Aku bertanya kepadamu demi Allah apakah masih ada jalan untuk masuk ke Chechnya ? “. Aku katakan kepadanya : ” Ya. Masih ada jalan “. Beliau berkata : ” Utuslah aku “. Akupun memeluk beliau dengan pelukan hangat, pelukan perpisahan yang terakhir kalinya. Akupun pulang ke Qitr dan beliau melanjutkan pergi ke Chechnya.

Beliau dapat masuk ke Chechnya, akan tetapi ??? perang telah usai!!! Beliau tinggal disana setelah perang selesai. Beliau mengajar dan membantu saudara-saudaranya Bosnia. Dan sungguh beliau sangat merindukan untuk bertemu dengan Hurun ‘Ien – bidadari – dan beliau selalu mengatakan ” Ya andaikan ……. Andaikan …….. Allahu Akbar ….. bagaimana rasanya bertemu dengan Hurun ‘Ien ….. bagaimana rasanya masuk Jannah ….. “.

Setelah berlalu satu tahun beliau keluar menuju negerinya Turki, maka beliau menghubungi salah satu teman mujahidin dan mengatakan sambil menangis : ” Apa yang menjadikanku keluar dari Chechnya ? Demi Allah ! Sesungguhnya hidup ini tidak berarti setelah usainya jihad dan ribat dan….. dan ….. dan … dan ….. “. Maka beliau kembali lagi kedua kalinya ke Checnya dan tinggal disana hingga datanglah perang yang kedua.

Pada akhir hari-harinya beliau selalu bersama komandan yang mulia yaitu Abu Ja’far Al Yamani – semoga Allah merahmatinya dan menerima amalnya -.

Ketika keduanya sedang merancang untuk memasang ranjau maka pada saat itu juga meledaklah ranjau itu, maka kedua singa itu pun menemui syahadahnya. Semoga Allah menerima keduanya di dalam bilangan para syuhada dan menampatkan mereka di Jannah.

Semoga Allah merahmati perjalanan yang mulia itu dan merahmati wajah yang bercahaya itu ………..



ABU DUJANAH AS SYARQI

( FAHD AL QOHTONY )

Dalam memulai pembicaraan kisah seorang mujahid yang telah syahid insya Allah, terlebih dahulu kami sampaikan hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتىَّ لاَيَبْقَى بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّهِ فَيَسْبِقَ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَمُوتُ ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّهَ

“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian ada yang beramal dengan amalan penghuni neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka itu tinggal satu hasta, kemudian ia beramal dengan amalan penghuni Jannah, lalu Al Kitab (catatan taqdir ) telah menetapkannya, kemudian ia mati lalu ia masuk ke dalam Jannah “.

Ikhwan kita Abu Dujanah adalah seorang sopir Truk di daerah timur, sementara di daerah timur inilah kejahiliyahannya begitu besar.

Suatu hari ketika ia sedang pergi ke Bahroin untuk mengantar paket, dia seperti orang gila – sedang mabuk -, hingga akhirnya Truk yang dikendarainya oleng dan terplanting di atas jembatan Bahroin. Akan tetapi Allah menyelamatkan dia dengan mobilnya yang tersangkut di jembatan hingga ia tidak terjatuh ke laut, dan ketika itu dia pingsan atas taqdir Allah.

Pada tahun 1413 H. atau pada awal tahun 1414 H. ada dua orang yang hendak pergi ke Bosnia melalui jalan Bahroin. Ketika keduanya sedang melalui Jembatan keduanya melihat Truk yang bagi mereka sudah tidak asing lagi, lalu mereka berhenti dan turun menuju Truk tersebut, keduanya mendapatkan seorang di dalam Truk tersebut yang ternyata ia adalah tetangga salah satu dari dua orang tersebut yaitu Abu Dujanah-, kemudian orang tersebut dikeluarkan dari dalam Truk, kemudian keduanya melanjutkan perjalanannya menuju timur.

Ketika keduanya selesai mandi dan wudhu maka keduanya sholat. Kemudian keduanya memberi nasehat kepada seorang – yang diselamatkan dari dalam Truk tersebut -. Kedua saudara itu berkata kepada orang tersebut : ” Jikalau engkau mati pada saat kecelakaan itu sungguh kamu mati dalam ma’siyat bahkan lebih besar lagi, oleh karena itu pujilah Allah yang telah menyelamatkan kamu dari kematian itu, karena Allah tidak mengakhiri hidupmu dalam kemaksiyatan “. Nasehat kedua saudara ini masuk ke dalam hati lelaki tersebut. Kemudian kedua saudara ini melanjutkan perjalanannya. Lalu lelaki itu – Abu Dujanah – menginstropeksi diri dan meninggalkan teman-temannya yang rusak.

Ketika ada teman yang melihatnya di sebuh terminal Truk, mereka pergi menemuinya dan didapati dia sedang sendirian dengan memegang Mushaf dan sedang membacanya. Teman-temannya tidak percaya melihat pemandangan tersebut dan mereka mengira bahwa dia hanya pura-pura karena takut dari – incaran – pemerintah.

Setelah berlalu beberapa bulan, pulanglah kedua shahabatnya yang habis pergi dari daerah timur. Kamudian ia pergi ke rumah salah satu dari keduanya, lalu ia ketuk pintunya dan mengucapkan salam dengan suara keras.

Saudara yang di dalam rumah tidak mengenalinya. – karena – jenggotnya telah tumbuh lebat, pakaiannya diatas mata kaki dan terpancarlah cahaya dari mukanya, kemudian ia mengenalkan dirinya – bahwa dia adalah Abu Dujanah -. Bergembiralah hati saudara ini, tidak ada kebahagiaan selain pemandangan yang bagus ini, kemudian ia dipersilahkan masuk. Dia bertanya tentang persoalan jihad dan kondisi Bosnia dan keutamaan Syuhada dan para mujahidin dan ribath dan ….. dan….. dan …..

Setelah mendengar jawaban yang ditanyakan lalu ia berkata : ” Kalau begitu jalan yang paling dekat menuju Jannah adalah Jihad fie sabilillah. Sekarang umurku sudah 36 tahun dan dipenuhi dosa dan ma’siyat. Aku meminta kepadamu demi Allah akan menemanimu berjihad !

Saudara tersebut berkata kepadanya : ” Sekarang Bosnia sedang dikepung dari segala penjuru dan tidak mudah untuk masuk kesana, padahal saudara-saudara kita disana sedang menanti ada orang yang bisa membuka jalan masuk.

Adapun kalau ditempuh dari Kroasia dan Slevonia kedua negara ini penuh kema’siyatan, khomer, wanita jalang, dan penuh fitnah yang seseorang tidak mampu menahannya “.

Abu Dujanah berkata : ” Aku akan pergi walaupun aku harus menunggu selama satu tahun “. Dan dia berusaha memuaskan saudaranya itu.

Dan betul ternyata Abu Dujanah pergi ke Kroasia dan tinggal di sebuah kota dekat pantai di Eropa yang penuh dengan fitnah dan gemerlapnya dunia, sementara Abu Dujanah adalah seorang yang baru saja sadar dari kema’siyatan. Ia telah sampai di kota itu yang merupakan perbatasan dengan Bosnia Herzegovina. Ia tinggal di sebuah rumah yang kecil bersama seorang teman yang datang dari Turki sekitar enam bulan lamanya demi mencari jalan masuk ke Bosnia. Seluruh waktunya ia pergunakan sholat dan ibadah dan mempelajari urusan-urusan Dien kepada seorang teman Da’I disana, hingga pada akhirnya ia mendapatkan kabar gembira dibukanya jalan menuju Bosnia. Lalu pergilah ia ke Bosnia dan masuk ke sana yang selama ini ia impikan dan nantikan untuk bisa masuk bergabung dengan para mujahidin. Lalu bergabunglah ia dengan sebuah pasukan mujahidin di daerah Zintisia dan ia tadrib (diklat) disana dan menyusun kekuatan.

Disana ada ma’rokah (medan perang) yang dekat dengan daerah Syirisya, lalu beliau masuk ke daerah itu dan daerah itu adalah petama kalinya ma’rokah (medan peperangan) yang ia ikuti dalam perjalanan jihadnya, dan Allah memenangkan mujahidin dalam amaliah – oprasi - tersebut. Dan para mujahidin membuat khondaq (parit) di front tersebut dan mendapatkan kemulian ribat (berjaga) fie sabilillah.

Setelah berlalu dua bulan dari amaliah tersebut terjadilah amaliah yang lebih kuat dan besar dari sebelumnya, yaitu amaliah Visico Qolava yang masih di satu kawasan tersebut. Beliau ikut serta dalam amaliah tersebut dan amaliah tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau yang tidak dapat beliau gambarkan.

Beliau adalah seorang pemberani yang tidak mengenal rasa takut, ia selalu berbuat itsar (mementingkan keperluan orang lain) dan mengasihinya, dan orang sama heran bila berteman dengan beliau.

Setelah amaliah tersebut tepatnya pada tahun 1414 H. beliau pergi bergabung dengan Jam’iyah Ihya’ut Turots Al Islami Al Kuwaity dan bekerja bersama mereka di kota Turovinik dan tinggal disana selama beberapa saat, dan belaiu pun menikah di Bosnia dengan orang asli Dagestan.

Beliau sangat keras dalam menindak kemungkaran di kota tersebut hingga beliau ditakuti oleh orang-orang fasiq di daerah itu. Bahkan sampai ke kawasan Karwat di daerah Fitiza. Dan tidak ada seorangpun dari orang-orang fasiq yang berani melewati daerah yang ditempati Abu Dujanah.

Sepanjang malam dan siang ia gunakan untuk berkhidmat kepada masyarakat Bosnia, khususnya menangani orang dewasa dan anak-anak hingga orang-orang yang berada di kota tersebut sangat cinta kepada ketawadhuan beliau dan ruhiyah beliau yang mulia. Beliau mampu menguasai bahasa Bosnia dengan sangat baik, oleh karena itu beliau dapat bergabung dan pergi bersama mujahidin di Turovinika dan beliau habiskan urusannya disana dan beribath bersama mereka.

Teman-temannya menyampaikan habar kepadanya bahwa dalam waktu dekat ini mau ada amaliah, maka beliau pun bersiap-siap.

Disetiap amaliah (medan perang) beliau selalu kembali pada pertengahan jalan karena tidak dapat melanjutkan perjalanan karena beliau mengalami sakit hinga pada akhir amaliah selesai. Sehingga pada saat terjadi amaliah Falasyij yang kedua di waktu malam Arofah pada tahun 1415 H. beliau berangkat besama seoarang teman dengan berjalan kaki menuju musuh dan pada saat ini beliau tidak seperti biasanya ! beliau kelihatan tenang dan banyak menoleh kesana-kesini seakan-akan beliau melihat sesuatu.

Waktu amaliah dilakukan pada pukul 12.00 malam dan dimulailah pertempuran. beliau maju dengan membawa senjata RPG dan menghadang pasukan Serbia. Beliau bersama seorang teman yang bernama Musthofa Al Busnawy (orang Bosnia) hingga mendekat ke parit + sejarak 10 meter, dan beliau bersiap-siap menyerang Serbia, akan tetapi timah panas telah menembus leher beliau terlebih dahulu hingga beliau jatuh sebagai syuhada. Dan keluarlah dari mulut beliau seperti cahaya.

Akh Musthofa memeriksa tempat terbunuhnya beliau – untuk melrtakkan jasad beliau – lalu ia pergi dan meninggalkan beliau dikarenakan dahsyatnya serangan musuh, dan para mujahidin pun widerawl (mundur). Dan akh Mustofa hampir-hampir tak mampu berjalan karena menangisi saudaranya ” Abu Dujanah “.

Ketika para mujahidin lainnya mendengar kejadian tersebut, maka komandan pasukan memerintahkan untuk meyakinkan keberadaan tempat terbunuhnya Abu Dujanah. Lalu komandan mengutus dua orang singa Allah untuk mengambil mayat Abu Dujanah. Ternyata benar Abu Dujanah telah terbunuh, akan tetapi mayat tersebut telah diserang oleh pasukan Serbia dan mayat tersebut disimpan oleh pasukan Serbia selama lebih dari dua bulan.

Kemudian Palang Merah menghubungi tentara Bosnia yang menghabarkan akan permintaan Serbia untuk menukar mayat. Dan ternyata diantara mayat-mayat itu ada mayat seorang arab. Lalu tentara Bosnia menghabarkan kepada mujahidin – bahwa diantara mayat tersebut adalah seorang arab -, lalu pergilah komandan dan diikuti oleh beberapa mujahidin.

Komandan tersebut berkata : “ Kami pergi ke tampat penyimpanan mayat dan kami dapatkan mayat-mayat yang baru saja terbunuh kurang lebih baru satu hari. Bau mayat-mayat tersebut sangat busuk. Lalu aku masuk dan berjalan diantara mayat-mayat hingga aku dapatkan peti mayat yang tertutup. Lalu peti itu aku angkat dengan seorang teman dan kami keluarkan mayat tersebut. Ternyata mayat tersebut dibungkus dengan jaitan nilon. Tentara memberi tahu kami bahwasanya mayat-mayat ini diantaranya ada mayat seorang arab yang tidak disimpan di dalam Almari Es untuk mayat, akan tetapi dicampakkan di tanah lapang. Lalu kami dekati saudara kami itu – mayat Abu Dujanah -. Lalu aku buka sendiri penutup itu dari arah kepala. Perasaan khawatir menggelayut di kepalaku dan kepala temanku, bagaimana keadaan mayat tersebut setelah dua bulan lebih ?, apakah telah dimakan ulat ? atau telah berubah kondisinya ? atau …… atau ….. atau ….. ? lalu aku mulai membuka tutup itu, tangan dan tubuhku tiba-tiba gemetar, karena ternyata wajahnya seperti bulan dan jenggotnya berwibawa yang memancarkan cahaya putih dan tubuhnya ….ternyata dia ….. dia…. Dan tidak ada perubahan sama sekali. Aromanya seperti aroma pohon Inai. Allah menyaksikan kejadian tersebut kemudian para ikhwah dan semua yang hadir pun menyaksikan hal tersebut.

Mayatnya telah berlalu dua bulan setengah tapi tidak berubah sama sekali hingga aromanya pun tidak berubah.

Allah telah mengasihi singa itu dan memberikan kepadanya seorang putri ( bernama Nauroh ), dan memberinya kebaikan dan hidayah. Sekarang ia berumur enam tahun dan tinggal bersama ibunya di Bosnia di kota Tuzela.

Selamat tinggal wahai Abu Dujanah. Semoga Allah memperbanyak bilangan orang-orang sholih dan mujahidin sepertimu.

ABU HAMMAM AS SYAHRONI

Beliau seorang pemuda yang datang dari daerah madinah, lima kilo di selatan Kerajaan Arab Saudi. Beliau tumbuh diatas ketaatan kepada Allah. Sejak kecil beliau telah tekun mengikuti halaqoh hafalan Al Qur’an al Karim. Beliau sangat tenang penampilannya, rendah diri, lembut perangainya, bersih hatinya yang itu membedakan beliau dengan teman-teman lainnya.

Ketika terjadi tragedy Bosnia Herzegovia, beliau pada saat itu baru berumur dua puluh tahun. Beliau selalu mengikuti berita-berita tentang penderitaan yang dialami saudara-saudaranya – seiman -, dan beliau berkehendak mendatangi mereka dengan semampu beliau.

Pada suatu hari beliau duduk-duduk dengan seorang temannya membincangkan kesedihan mereka tentang tragedi yang terjdi di Bosnia dan keduanya ingin pergi bergabung dalam jihad di negeri itu.

Benar ….. keduanya bertekad untuk berangkat, lalu kedunya mengikuti berita-berita bagaimana caranya bisa sampai ke negeri tersebut. Sampai mendapatkan jalan menuju kesana lalu kedunya pergi ke Kroasia melalui jalan dalam. Akan tetapi Kroasia menolak keduanya dan tidak mempersilahkan mereka masuk, maka keduanya pun kembali dengan perasaan sedih dan gundah gulana, matanya berlinang air mata. Kemudian mereka mencoba kedua kalinya untuk bisa masuk ke bumi Bosnia.

Dengan izin Allah keduanya dapat masuk ke Bosnia pada akhir bulan Jumadil akhir pada tahun 1415 H.

Sampailah teman ini di kantor mujahidin dan mereka – para mujahidin – adalah orang yang berakhlak mulia dan mendalam agamanya. Kedua teman itu pergi ke sebuah Kamp latihan – muasykar – dan keduanya tadrib disana. Setelah itu keduanya pergi ke Front.

Setiap saat Abu Hammam rohimahullah bercita-cita untuk bisa mendapatkan syahadah dan beliau bersemangat menghafalkan Al Qur’an dan mengulang-ulangnya. Beliau selalu puasa dan sholat malam dan selalu ikut serta dalam ribat selama kurang lebih enam bulan lamanya sampai datanglah musim panas pada tahun 1415 H.

Pada musim itu terjadilah peperangan paling besar yang terjadi di Bosnia yang banyak menewaskan para mujahidin dan musuh-musuh Allah. Pada saat itu pula terjadi peperangan – yang berakhir – kemenangan yang gemilang. Pada saat itu Serbia menguasai puncak gunung dan menguasai strategi perang dan perlindungan mereka pada saat itu sangat kuat. – dengan begitu, hilanglah – semangat – tentara Bosnia dalam melawan Serbia, karena sebelumnya sudah pernah dicoba.

Setelah itu para komandan Bosnia berkumpul – dan bermusyawaroh – bahwa daerah itu tidak bisa ditaklukkan kecuali dengan menggunakan senjata penerbangan yang tidak dimiliki tentara Bosnia. Maka mereka meminta pasukan mujahidin untuk pergi menuju daerah tersebut dan mencoba memenangkan peperangan tersebut.

Benar ….. para singa mujahidin telah datang ke daerah – perang – itu dan tinggal disana beribat selama kurang lebih delapan bulan hingga datanglah hari peperangan.

Para mujahidin dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok pasti terjadi kisah-kisah yang menarik dan setiap kelompok pasti ada yang syahid.

Abu Hammam rohimahullah berada dalam kelompok yang dipimpin oleh Abu Sa’id Al Falestini. Amaliyat itu dilakukan setelah fajar dan pada waktu itu masih gelap sekali. Salah seorang mujahidin berkata : ” Kita tidak bisa menengarai parit yang digunakan berlindung oleh Serbia “.

Mulai pecahlah peperangan dan kami melempar mereka dengan granat maka terbunuhlah tantara Serbia. Akan tetapi parit ini memang menghalangi kita karena digunakan berlindung oleh Serbia. Pada saat itu masih ada seorang Serbia yang belum terbunuh, katika kami maju ke depan tiba-tiba orang Serbia itu menyerang dan datang dari belakang parit maka terbunuhlah Abu Ghorib Al Britoni rohimahullah, dan Serbia juga menyerang lima mujahidin lainnya. Mereka mengira komandan –mujahidin – hendak maju, akan tetapi dengan pertolongan Allah mereka merasa ketakutan dan kegoncangan hingga ia tidak dapat membunuh kelima mujahidin itu.

Dengan semampunya mujahidin pun membalas membunuh mereka hingga Allah memberikan karomah dengan dapat membunuh seorang dari Serbia. Majulah seorang ikhwah mujahidin dan mendapati seorang Serbia yang terluka sedang bersembunyi lalu dia bunuh orang Serbia itu.

Ada kisah yang menakjubkan, bahwa komandan Abu Sa’id Al Falestini menyerbu sendirian ke parit tempat Serbia, disitu ada dua orang, beliau menyerbu sambil bertakbir. Ketika beliau menyerbu kedua orang yang ada disitu, beliau berhadap-hadapan dengan keduanya. Beliau hendak menghabisi keduanya dengan Kalasinkof akan tetapi tidak ada peluru yang keluar satu pun. Kemudian singa Abu Said merobohkan orang Serbia itu dengan memukulkan Kalasinkof ke wajahnya. Dan pada saat itu juga datanglah seorang Serbia yang lain lalu menyerang Abu Said hingga melukai tangan beliau. Dan pada saat itu juga datanglah seorang mujahid dari Yaman yang menyerang orang Serbia itu dengan senjata Al Bika hingga selamatlah Abu Said dengan pertolongan Allah.

Kami maju setelah menuruni parit untuk mendaki ke puncak dua gunung diantara tiga puncak. Pada waktu itu jumlah mujahidin tinggal sedikit karena telah terbunuh dua orang dan banyak yang terluka.

Diantara mereka yang ada dalam pasukan itu harus ada seorang yang menjadi komandan, lalu kepemimpinan itu diserahkan kepada salah seorang ikhwah. Lalu turunlah ia bersama Abu Hammam rohimahullah menuju parit tempat persembunyian Serbia. Disana jumlah orang Serbia banyak sekali. Maka komandan itu dan Abu Hammam mengelilingi parit tersebut dan meluncurkan tembakan ke arah Serbia hingga kocar-kacirlah orang Serbia dari parit. Setelah itu datanglah Abu Hammam dan meminta kepada komandan untuk mengarahkan penglihatannya kepada para syuhada. Diantara mereka yang syahid adalah Abu Abdullah As Syibani, Shofiyuddien Al Yamani dan seorang yang asing – tidak dikenali -. Kemandan itu berkata : ” Jumlah kita sedikit sementara daerah ini membutuhkan penjagaan, maka kamu jangan pergi – tetaplah disini – “. Maka ia memasrahkan – urusan jaga – ini kepada Abu Hammam, dengan syarat beliau – komandan – segera kembali lagi. Kemudian komandan itu pergi meninggalkan tempat itu dan melayangkan pandangan kepada mereka lalu kembali lagi.

Ketika beliau kembali, Abu Sulaiman Al Hadhromi meminta komandan untuk melayangkan pandangannya dan kembali lagi. Maka komandan itu menolak permintaannya hingga kembalilah seorang ikhwah ke parit-parit penjagaan itu. Pada saat itu jatuhlah serangan Roket di dekat ikhwah Hatib Almani hingga mengenai perutnya. Pada waktu yang sekejap meluncurlah serangan Roket yang lain jatuh diantara Abu Hammam dan Abu Sulaiman hingga keduanya terbunuh – semoga Allah merahmati keduanya – dan diterima sebagai syuhada’ di jalan-Nya.

Abu Sulaiman adalah orang yang hafal Al Qur’an. Akhlak dan juga agamanya tidak jauh beda dengan saudaranya ” Abu Hammam ” semoga Allah merahmati keduanya.

ABU HISAN AL MAKI

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada kita, beliau bersabda :

أُوصِيْكُمْ بِالأَنْصَارِخَيْرًا…..فَإِنَّ النَّاسَ يَزِيْدُونَ وَاْلأَنْصَارُ لاَيَزِيْدُونَ

” Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada orang Anshor ….. karena sesungguhnya manusia itu bisa bertambah banyak dan orang-orang Anshor itu tidak bertambah – jumlahnya- “.

Beliau masih ada hubungan silsilah dengan orang-orang Anshor – semoga Allah meridhoi mereka dan saya pun ridho kepada mereka -.

Beliau adalah cucu dari orang yang memberikan perlindungan , pertolongan, kepada Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, dan mereka – orang Anshor – telah membela Rosulullah dengan darah mereka, anak-anak mereka dan harta benda mereka.

Beliau bertubuh kurus, akhlaknya baik, baik dalam pergaulan, dan selalu dzikir kepada Allah.

Beliau pergi berjihad ke Afghanistan ketika berumur kurang dari dua puluh tahun, dan beliau bergabung dengan para mujahidin di Tajikistan. Beliau beribat – jaga di front - dan bersabar disana.

Setelah selesai menunaikan tugas di Tajikistan beliau tidak mau ketinggalan bahkan beliau bergerak seperti singga yang bergerak untuk menolong saudaranya di Bosnia Herzegovina. Maka sampailah beliau ke Bosnia Herzegovina dan pergi ke Gunung Tuzela. Beliau ribat disana bersama para ikhwah mujahidin.

Disela-sela beliau ribat disana beliau sempatkan untuk turun ke Masjid-Masjid desa bersama para mujahidin lainnya. Beliau mengajar membaca dan manghafal Al Qur’an kepada anak-anak, dan mengajari sholat yang sesuai dengan sunnah Nabi shollallallahu ‘alaihi wasallam dengan cara yang benar. Beliau juga mengajarkan aqidah yang benar, beliau dipilih dan disukai – oleh murid-muridnya - daripada mujahidin lainnya di dalam methodhe mengajar.

Beliau adalah seorang pemberani, tubuhnya atletik, hatinya lembut disaat dzikir, wajahya berseri-seri, ruhnya bersinar, ia selalu membantu temannya dan beliau selalu memasuki kancah peperangan. Beliau melawan dengan gagah berani dengan selalu yakin akan janji Allah.

Telah usailah jihad di Bosnia Herzegovina, beliau merasakan dadanya sesak dan sakit serta merasakan kesedihan yang mendalam – dikarenakan jihad telah usai -. Karena bagaimana jihad ini telah usai dan Allah belum memilihnya sebagai syuhada’ …….????? Maka beliau pun mencela dirinya dan menghina dirinya sendiri – mengapa dirinya tidak dipilih sebagai syuhada’ -. Lalu beliau menginstropeksi diri. Maka beliau kembali semangat lagi, beliau selalu berdo’a dengan khusu’ kepada Allah agar beliau dipilih oleh Allah di dalam kumpulan orang-orang yang menjadi syuhada’ dan dipertemukan dengan segera bersama mereka.

Benar ….. beliau telah mendengar dengan benar bahwa ada seruan jihad fie sabilillah lagi dan itu berada di bumi Atsyubiya, maka beliaupun terbang kesana dengan perasaan gembira.

Beliau menyiapkan diri untuk pergi dengan tanpa ragu. Ternyata benar ….. beliau pun akhirnya sampai juga ke sana dengan selamat dan dapat berjumpa dengan para mujahidin disana. Dan mereka disana bertemu dengan para mujahidin yang datang dari berbagai penjuru bumi lainnya.

Kondisinya lagi sulit, mereka harus berjalan dalam waktu yang lama dan panjang – dalam melakukan amaliyat -, - di tengah perjalanan mereka menentukan tempat yang baik dan nyaman untuk istirahat sejenak. Mereka berbaring diatas punggung mereka dan mengangkat kaki mereka di atas pepohonan agar darahnya turun.

Pada saat itu – datanglah – pasukan nashrani yang menyerbu mereka dengan serbuan yang dahsyat. Maka para mujahidin pun bergabung, semuanya terdiri dari mujahidin asli Atsyubi selain Abu Hisan dan seorang ikhwah arab.

Ketika Abu Hisan dan seorang teman arab sedang bergerak, pada saat itu meluncurlah tembakan dari belakang beliau dan tepat mengenai beliau. Maka gugurlah beliau sebagai syuhada insya Allah.

Para mujahidin menghubungi klompoknya hingga bergeraklah mereka.

Pada saat itu beliau bersama seorang ikhwah arab baru masuk dua hari lamanya di desa yang beliau singgahi, lalu beliau pun berjumpa dengan salah satu teman lainnya.

Desa yang berdekatan – mendengar habar kesyahidan beliau – hingga mereka berkumpul semua. Maka pulanglah mereka ke bumi Al Kamin untuk mendapatkan saudara kita Abu Hisan pada hari terbunuhnya beliau.

Jasadnya tidak berubah, baunya tidak berubah, hingga wajahnya tetap tampak berseri-seri…..

ABU MARYAM AL AFGHONI

Abu Maryam Al Afghoni ………… kedua orang tuanya telah hijrah ke Almania dari Afghanistan, lalu tumbuhlah beliau di negara yang suka bermewah-mewah ……… yang penuh dengan kema’siyatan dan fitnah ………. Akan tetapi kedua orang tuanya orang yang teguh menjaga Diennya …… atas kemulian kedua orang-tuanya dan asuhan keduanya di negeri barat ini !!!

Abu Maryam rohimahullah tumbuh di dalam keluarga yang teguh dengan agamanya …….. dan beliau dibina dalam asuhan kedua orang-tuanya dengan pendidikan Islamy…..

Beliau mendengar kisah ujian yang dialami saudara-saudaranya di Afghanistan ….. padahal Afghanistan adalah negeri kelahirannya ….. dan tidaklah yang terjadi disana kecuali banyak tanda-tanda kebesaran Allah dan karomah-karomah…..

Maka Abu Maryam minta ijin kepada kedua orang-tuanya untuk berangkat ke Afghanistan ….. maka kedua orang-tuanya merestuinya setelah beliau bersikeras untuk tetap berangkat ke Afghanistan …..

Benar ….. beliau berangkat dalam rangka menolong saudara-saudaranya di Afghanistan …… beliau ribath, berjihad dan tinggal di sana dalam tempo waktu yang lama, beliau mengawali kegiatan-kegiatan jihad yang menggetarkan di sana …..

Menanglah Kabul ….. kemudian beliau pulang kepada kedua orang-tuanya di Almania ….. dan beliau melakukan birrul walidain kepada keduanya ….. dan beliau mempersunting seorang gadis Almania yang baru saja masuk Islam, akan tetapi wanita tersebut demi Allah mempunyai sejarah hidup yang baik seperti para shahabiyah rodhiyallahu ‘anhunna…..

Ketika ia sudah masuk Islam, ia bagaikan nyala api yang berkobar dalam menuntut ilmu dan berdakwah kepada Dien Islam….. dan jadilah wanita itu kenikmatan yang indah bagi Abu Maryam setelah Allah Ta’ala atas keteguhannya atas Diennya …..

Abu maryam menumbuhkan halaqoh-halaqoh (kajian) ilmiah …… dan menghafal Al Qur’an Al Karim ….. dan membuat kegiatan dakwah ….. beliau bagaikan nyala api yang dapat menerangi kaum muslimin di Almania dalam mengajarkan kebaikan dan Dien …..

Ketika sampai kepada pendengaran beliau habar yang terjadi pada saudara-saudara beliau di Bosnia Herzegofina ….. tergeraklah kemuliaan seorang muslim lagi mujahid. Lalu beliau meminta restu kepada kedua orang-tuanya untuk berjihad yang kedua kalinya….. akan tetapi kedua orang-tuanya menolak dengan keras …..

Istrinya yang asli orang Almania berusaha menenangkan perasaan kedua orang tua baliau untuk mengijinkan berangkat berjihad, dan ia menghiba kepada kedua orang-tua suaminya sampai keduanya merestui keberangkatannya …..

Benar, meledaklah kegembiraannya, lalu beliau mengajak temannya Abu Hudzaifah Al Afghoni rohimahullah untuk berangkat berjihad bersamanya ….. lalu keduanya menyiapkan koper untuk bepergian dan keduanya mengucapkan kata perpisahan pada keluarganya bahwa perpisahan ini adalah yang terakhir ….. dan keduanya melemparkan pandangannya yang terakhir kalinya kepada keluarganya …..

Keduanya telah sampai di Bosnia pada akhir tahun 1412 H. dan keduanya bergabung dengan para mujahidin di tengah-tengah kota Bosnia …..

Para mujahidin melakukan amaliah besar-besaran di front Fisiko ….. dan ini adalah front yang terjadi di jalan menuju Sarajefo ….. dan para mujahidin pun menyiapkan persiapan yang matang pada amaliah yang berat ini ….. sangat sulit kondisinya untuk mengadakan persiapan ….. dan masanya bertepatan pada musim dingin dan pada saat lebatnya turun salju sampai beberapa meter tingginya …..

Para mujahidin meminta pertolongan kepada Allah pada peperangan itu dan mereka mengadakan persiapan yang kuat dan mereka saling mengadakan Bai’atul Maut ” Sumpah Mati “…..

Strategi yang dilakukan dalam peperangan ini adalah para mujahidin maju ke barisan Serbia dan mematahkan barisan mereka serta mengepung kota Ilyas yang strategis ….. dan daerah itu letaknya jauh dari Sarajefo dalam beberapa kilo meter jaraknya untuk memudahkan mereka sampai disana setelah memenangkan perbatasan Sarajefo yang telah terkepung …..

Dimulailah peperangan itu dan bergemalah suara takbir dan tahlil ….. dan bercampurlah antara salju yang putih dengan darah yang merah …..

Para mujahidin mampu menerjang barisan Serbia dan maju ke tengah kota Ilyas….. akan tetapi Allah telah membukakan – kemenangkan – atas mereka daerah yang lebih besar dari pada yang mereka lakukan …..

Kekuatan mujahidin terpecah diantara Gunung daerah tersebut….. padahal pasukan Serbia mengenal sekali keberadaan mujahidin….. maka pasukan serbia menghilangkan pelindung yang berada di belakang mujahidin ….. dan terbunuhlah pasukan Serbia dalam jumlah yang sangat banyak ….. tiba-tiba datanglah tembakan yang mengenai leher Abu Maryam dan serpihan Bom yang membinasakan ….. maka terkaparlah Abu Maryam rohimahullah bersimbah darah ….. hingga keluarlah ruhnya kepada Penciptanya …..

Sungguh ! Allah telah mengasihi Abu Maryam ….. Dan semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada istri dan putrinya Maryam ……. Ya Allah ! kabulkanlah ……………

ABU MU’AD AL QITRY

Beliau adalah seorang pemuda dari penduduk Qitr, lahir dari keluarga suku Qitriyah yang besar dan bepengaruh, beliau diberi hidayah oleh Allah melalui Jama’ah Tabligh. Kemudian beliau melakukan khuruj (keluar) ke Pakistan dalam rangka dakwah kepada Allah, dan ternyata benar beliau telah pergi ke negara tersebut.

Ketika beliau telah sampai di sana ternyata beliau hanya sendirian, lalu beliau mengalihkan programnya pergi ke Peshawar, dan beliau tinggal di sana. Kemudian beliau menyewa taksi dan berkata kepada sopirnya : ” Aku ingin bertemu orang arab “. maka sopir taksi itu berkata kepada : ” Naiklah aku tahu tempat orang arab “. benar beliau pun naik bersamanya dan pergi dengannya.

Ketika sampai di tujuan maka sopir taksi memberhentikan mobilnya di depan penjaga pintu gerbang rumah orang anshor arab dan rumah itu adalah tempat penerimaan tamu bagi mujahidin di sana. Salah seorang mujahidin arab menyambutnya dan menanyai keperluannya. Lalu beliau berkata: ” Aku datang untuk keluar fie sabilillah “. Maka teman mujahidin itu berkata kepadanya : ” Sungguh anda telah sampai. Inilah tempat untuk keluar fie sabilillah …..

Benar, beliau telah bergabung dengan para pemuda mujahidin dan mengadakan I’dad dan beliaupun ribath dan berjihad …..

Roman mukanya memancarkan ketenangan, dan perangainya begitu bersahaja – sehingga orang yang bertemu dengannya - senang kepadanya - dan ruhiyahnya yang sangat baik. Beliau berambut panjang dan indah, wajahnya tampan menawan, dan suaranya lirih dan pelan …..

Peperangan-peperangan di bumi Afghanistan telah usai dan beliau memutuskan untuk pulang kembali ke negaranya di Qitr.

Pada saat itu kaum muslimin membutuhkan pertolongan. Mereka datang dari negara Romawi Yaitu dari Bosnia Herzegofina akan tetapi beliau belum tergerak juga untuk berangkat ke sana.

Ternyata benar, beliaupun akhirnya berangkat - ke Bosnia – untuk menolong saudara-saudaranya di sana, dan sampailah beliau ke negara Bosnia Herzegofina lalu bergabung dengan para mujahidin arab di sana.

Pada saat itu Kroasia sedang merevolusi kaum muslimin di sana dan mengepung kaum muslimin yang lemah.

Sebagian orang arab ingin pergi ke daerah Mahroj untuk mendatangi pertemuan di sana, dan mereka menyewa sebuah mobil kecil karena jumlah mereka hanya empat orang. Diantara mereka adalah Abu Mu’ad rohimahullah.

Ternyata sopir salah jalan dan mereka telah masuk di kawasan Kroasia, maka pada saat itu seorang polisi kroasia memberhentikan mereka. Ini merupakan pekerjaan rutin polisi di sana. Setiap kali memberhentikan - kendaraan - maka tak lepas dari memegang Pistol dan RPG. Kemudian mereka ditahan sebentar lalu diborgol dengan rantai, lalu mereka digelendeng menuju Penjara. Ternyata disana sudah ada empat mujahidin yang telah ditahan sebelumnya. Mereka mendekam di dalam penjara kira-kira sudah empat bulan lamanya, didalamnya mereka merasakan berbagai macam kejadian dan ujian.

Sesekali orang-orang Kroasia itu mengyiksa mereka di depan kaum muslimin – lainnya yang di tahan di dalam penjara -, komandannya datang kepada mujahidin yang ditahan dan meluapkan kemarahannya dengan memukuli mereka, hingga sebagian mereka ada yang mati karena saking beratnya siksaan yang dideritanya. Orang-orang Kroasia itu menyakiti mujahidin dengan berbagai macam cara yang mereka bisa, akan tetapi Allah mengokohkan hati dan pendirian para mujaidin.

Tiada hari yang mereka lalui kecuali ada kejadian yang menggelikan, dan Allah meringankan penderitaan mereka dengan itu. Dan benar Allah telah membersihkan hati dan jiwa mereka – dan kita tidak mensucikan seseorang atas Allah -.

Sungguh Abu Ali al Kuwaity disiksa dengan siksaan yang sangat dahsyat melebihi siksaan yang ditimpakan kepada teman-temannya yang lain, begitu juga dengan Abu Mu’ad dan Abu Sholih al Qithry, dan mereka semua telah dipilih oleh Allah disisi-Nya sebagai Syuhada’ insya Allah.

Diantara perbuatan bejat mereka terhadap mujahidin adalah, suatu malam mereka mengambil salah satu tahanan dari mujahidin, kemudian mereka mendudukkannya di depan televisi dan disetelkan Vidio, ditampilkan kepada mereka film Porno sementara moncong senjata berada di belakang saudara kita. Orang-orang Kroasia menekan mereka dan mengancam : ” Jika kami melihat kamu menundukkan pandangan maka akan kami habisi hidup kamu “. Ini bukan siksaan yang menyenangkan, karena sungguh orang-orang Kroasia telah mengetahui bahwa Islam mengharamkan perkara yang semacam ini.

Yang terpenting adalah bahwa singa Allah yang pemberani itu telah syahid insya Allah. Al Mu’taz billah al Mishri, beliau telah merancang beberapa masa lamanya untuk membebaskan mujahidin yang tertawan dengan cara membebaskan teman-temannya mujahidin yang ditawan oleh orang-orang Kroasia yang terlaknat. Dan benar berhasillah apa yang direncanakannya, beliau menyandra komandan Kroasia di tengah kota Bosnia kemudian ditukar dengan para mujahidin yang tertawan.

Kisah ini sangat terkenal dan telah dishoting di dalam kaset Vidio, namanya ” Bariqotu Amal “.

Allah telah menetapkan saudara kita Abu Mu’ad dan orang-orang yang bersamanya bisa bebas, maka bergembiralah mujahidin dengan bebasnya mereka, kemudian mereka bergabung lagi dengan para mujahidin dan kembali ke medan perang.

Setelah bebarapa masa para ikhwah dari Qitry memutuskan untuk keluar dari Bosnia untuk kembali ke Qitr melalui jalan Bandara Sarajevo. Para mujahidin Qitry ini meninggalkan beberapa pemuda mujahid, mereka adalah Abu mu’ad Al Qitry, Abu Sholih dan Abu Abdullah al Qitry, lalu mereka pergi menuju Sarajevo.

Pada waktu itu Sarajevo terkepung oleh Serbia dan jalan yang bisa dilalui adalah melalui jalan Gunung Al Multawiyyah. Akhirnya mereka pun sampai di Bandara Sarajevo dan menyerahkan berkas perjalanan mereka. Mereka berkata : ” Kami akan kembali untuk bersama-sama lagi dalam peperangan yang akan datang dari Sarajevo sebelum dua hari atau tiga hari perjalanan kami “. Dan benar mereka telah kembali pada saat peperangan tiba, kemudian mereka pulang lagi ke Sarejevo.

Mereka sampai disebuah desa yang bernama Bazaritish. Salah satu pemimpin desa itu mendapati mereka berbahasa arab, maka pemimpin itu pun memuliakan mereka dan berkata kepada mereka : ” Saya akan antar kalian ke Sarajevo dan akan saya tunjukkan kalian jalannya “. Kemudian mereka mengendari mobil. Pemimpin desa itu berkata : ” Maaf izinkanlah aku kembali untuk berpamitan kepada anak-anakku “. Maka kembalilah mereka bersama pemimpin itu, kemudian pemimpin itu masuk rumah dan pamitan kepada anak-anaknya, dan beliau berwasiat kepada istrinya yang sholihah dan juga kepada anak-anaknya yang baik. Kemudian pemimpin itu mengantarkan ke Qitr dan menunjukkan jalan kepada mereka.

Salah satu komandan Bosnia ” Kamina ” – dia adalah seorang Komunis – membunuh mereka semua ketika mereka berada di perjalanan. Kemudian dia meletakkan khomr disamping mereka dan difoto, lalu gambar itu dikirimkan ke sebuah surat kabar dan ia berkata : ” Mereka telah datang dalam kondisi mabuk dan mereka masuk ke Serbia lalu mereka di bunuh oleh orang-orang Serbia “.

Melihat hal tersebut berdirilah seorang istri orang Bosnia lalu mengumpulkan manusia dan para masul – pemimpin – di sana, dan perempuan itu memuji Allah atasnya.

Wanita tersebut membersihkan nama baik suaminya dan orang yang bersamanya dari fitnah ini dan ia ajak orang-orang Bosnia untuk menuntut balas suaminya dan para mujahidin dari perbuatan – bejat - komandan itu.

Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada ketiga mujahid itu dan ditempatkan di dalam Jannah-Nya.

Ya Allah ! Terimalah mereka ……………………

Selasa, 27 Mei 2008

Nasyid penggetar hati

Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa lembah dan hutan
Berjalan diantara tepi jurang , semua dilalui demi perjuangan
Letih tubuh didalam perjalanann, saat hujan dan badai merasuk dibadan
Namun jiwa harus terus berjalan, karena perjalanan masih panjang
"Kami adalah tentara Allah...
Siap Melangkah Menuju ke medan juang...
Walau tertatih kaki ini berjalan...

Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan...
Wahai tentara Allah bertahanlah... Jangan menangis walau jasadmu terluka...
Sebelum engkau bergelar syuhada...
Tetap bertahan dan BERSIAP SIAGALAH!!"

Jumat, 16 Mei 2008

Sebuah koin penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata
pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Kisah berikut, diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns.

10 KUALITAS KEPRIBADIAN BAIK

Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati

Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.

Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking

Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan
sebagainya.

Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.

Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya.
Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk
disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan
menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang
bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.

Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

gerakkan seluruh potensimu dengan