Sabtu, 28 Juni 2008

Muslim dan Pluralitas

Keberagaman adalah sebuah fenomena yang unik di dunia ini, khususnya di negara Indonesia tercinta. Sejak awal pergerakan pra kemerdekaan, berangkat dari keberagaman itu pelajar dan mahasiswa muslim telah merintis dan menelurkan pemikiran-pemikiran yang membuktikan keberagaman atau perbedaan tidaklah menjadi factor yang menentukan untuk tidak bersatu menghadapi belenggu penjajahan.

Diawali dengan dicetuskannya sumpah pemuda yang merupakan gerbang awal terbentuknya komitmen persatuan Indonesia yang kokoh dengan semangat nasionalisme yang sangat tinggi, sehingga lahirlah semangat patriotic yang baru di kalangan anak-anak muda untuk merebut kemerdekaan bangsa saat itu,
Pluritas dalam perspektif Islam
Islam adalah agama yang syumul/universal dan sempurna. Semua lini kehidupan sudah diatur dalam islam. Islam bukanlah agama yang parsial yang hanya mengadopsi sebagian kecil dalam sendi dan aspek kehidupan ini. Dari hal yang kecil sampai hal yang besar (Negara dan pemerintahan) ada diatur dalam islam yaitu dalam kitabullah Al Qur-an nul karim, yang ALLAH turunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada rasul sebagai petunjuk bagi manusia (hudallinnas).
Begitu juga ALLAH mengutus Muhammad SAW untuk mengemban dan menyebarkan risalah da’wah ini kepada manusia dengan tujuan agar mereka hanya menyembah dan mentauhidkan ALLAH di dalam kehidupannya. Rasululloh SAW juga diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai rahmat untuk semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Rasululloh bukan diturunkan untuk ummat islam saja dan bukan hanya untuk bangsa Arab saja namun untuk seluruh ummat manusia di belahan bumi mana pun.
Sejak zaman kejayaan islam yaitu pada abad XVII-XX islam telah hidup dalam keberagaman (pluralitas). Islam memandang keberagaman atau perbedaan sebagai sunnatulloh, karena di dalam Al Qur-an ALLAH telah mengatakan “ Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi ALLAH ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh ALLAH maha mengetahui, maha teliti.” (QS. Al-Hujurat : 13).
Ayat di atas memberikan kepastian bahwa islam sangat menghormati dan menghargai perbedaan dalam kehidupan ini baik agama, suku, ras, bangsa dan lain sebagainya. Islam menyikapi perbedaan dengan bijak sehingga islam mampu hidup berdampingan dengan damai dalam keberagaman. Ketika tampuk kepemimpinan islam di pimpin oleh Umar bin abdul azis, islam mencapai puncak kejayaamnya. Masa itu ummat islam hidup dalam kemakmuran, berkecukupan, sejahtera dan stabilitas politik yang kondusif. Tidak ada lagi orang yang berhak menerima zakat karena praktis tidak ada lagi yang tidak makan dan miskin. Masa itu juga islam menjadi pilar kekuatan, unsur perekat dan pemimpin di tengah keberagaman yang ada. Islam menguasai 1/3 bumi. Meskipu begitu, masyarakat minoritas turut merasakan kemakmuran dan kesejahteraan hdiup di bawah kepemimpinan islam. Dari fakta sejarah tersebut kita dapat mengambil kesimpulan apabila suatu daerah, wilayah dan negara di pimpin oleh kepemimpinan islam maka bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang maju, makmur, adil dan sejahtera, yang mampu mengayomi seluruh masyarakatnya

Tidak ada komentar:

gerakkan seluruh potensimu dengan